Home
Pemeliharaan dan perawatan babi merupakan salah satu kunci penting dalam usaha ternak babi. Sebab pemeliharaan akan menentukan berhasil / tidaknya suatu usaha.
Pemeliharaan dan perawatan babi merupakan salah satu kunci penting dalam usaha ternak babi. Sebab pemeliharaan akan menentukan berhasil / tidaknya suatu usaha.
Pada
garis besarnya pemeliharaan itu bisa dikelompok-kelompokkan antara lain :
1. Pemeliharaan induk
2. Pemeliharaan anak
3. Pemeliharaan dara
4. Pemeiharaan pejantan
1. Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk memerlukan perhatian khusus terutama induk bunting, induk akan melahirkan dan sehabis melahirkan.
A. Induk bunting
A. Induk bunting
1. Makanan
Makanan yang harus diberikan yaitu makanan yang baik / cukup dan dalam bentuk basah.
Makanan yang harus diberikan yaitu makanan yang baik / cukup dan dalam bentuk basah.
•Makanan yang baik.
Bagi induk bunting, makanan yang disediakan harus berkualitas bagus dan
mencukupi bagi kebutuhan mereka. Oleh karena itu di dalam penyusunan
ransum, yang penting ialah ransum tersebut harus bisa menjamin
pertumbuhan dan keselamatan induk itu sendiri dan anak yang
dikandungnya.
•Makanan basah dan halus
•Makanan basah dan halus
Pada saat pemberian makanan halus dimaksudkan untuk menghindari kotoran
mengeras. Sebab kotoran yang mengeras akan menimbulkan konstipasi dan
stress babi induk yang bersangkutan, sehingga mempersulit kelahiran.
Apabila seekor induk yang sedang beranak mengalami konstipasi (kesulitan
dalam membuang kotoran), maka perlu diberikan obat pencahar.
2. Gerak badan babi (exercise)
Babi-babi yang sedang bunting perlu diberi kesempatan untuk bergerak
(memiliki ruang gerak). Sebab babi yang tidak pernah bergerak, ada
kemungkinan badannya menjadi terlampau gemuk. Tubuh yang terlalmpau
gemuk akan mengakibatkan peredaran darah kurang lancar, sehingga
menimbulkan kesulitan di dalam kelahiran dan anak yang dilahirkan
menjadi lemah.
3. Pindah kandang
3. Pindah kandang
Induk-induk yang hendak melahirkan harus dipindahkan ke kandang beranak.
•Pemindahan induk yang sudah pernah beranak
Mereka dipindahkan 2 – 3 hari sebelum melahirkan, guna memperkenalkan tempat yang baru, di mana mereka akan melahirkan.
•Pemindahan induk yang belum pernah beranak
Mereka harus dipindahkan lebih awal, yaitu 4 – 5 hari sebelum melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menjadi bingung atau asing di tempat yang baru. Sebab kandang beranak konstruksinya berbeda dengan kandang biasa. Karena pada kandang beranak diperlukan guard-rail (penghalang).
B. Pemeliharaan induk yang sedang melahirkan
Setelah berhasil dilakukan pemeliharaan terhadap induk bunting, selanjutnya perlu ada persiapan untuk anak-anaknya, agar anak babi yang lahir itu selamat dan sehat. Dalam rangka mempersiapkan kelahiran anak babi, yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai tanda-tanda babi yang akan melahirkan, proses kelahiran dan sanitasi.
1. Tanda-tanda babi yang akan melahirkan
• Perut turun ke bawah.
• Urat daging di sekitar vulva mengendor.
• Vulva membengkak, berwarna merah dan keluar lendir.
• Ambing mengeras, putting berwarna kebiruan.
• Nafsu makan menurun.
2. Proses kelahiran
Proses kelahiran biasanya berlangsung 1 – 12 jam. Apabila dalam waktu 1 – 12 jam induk belum juga selesai melahirkan, berarti ada suatu kelainan. Pada kelahiran yang normal ditandai adanya 3 stadium, yaitu :
a. Stadium persiapan
Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan timbul gejala-gejala sebagai berikut :
• Ikatan rahim mengendor, letaknya menurun
• Pada sisi tubuh mencengkung, sedang pinggangnya turun ke bawah, jaringan pengikat lebih elastis.
• Bibir vulva membesar, berwarna merah.
• Ambing menjadi tegang, puting berwarna kebiruan dan kalau puting dipijit akan keluar air susu. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan lahir. Air susu ini akan keluar kurang lebih 12 jam sebelum induk melahirkan.
• Induk mulai mengumpulkan sarang.
b. Stadiun pembukaan
Pada stadium ini rahim mulai berkontraksi (mengerut). Tentu saja hal ini tidak akan Nampak dari luar, tetapi yang bisa diamati adalah tingkah lakunya, yaitu :
• Babi Nampak gelisah, tidur berdiri dan memukul-mukulkan ekor /mengentak-entakkan kaki. Enam jam sebelum melahirkan, induk sering berbaring , dan tidak mau makan.
• Sebentar-sebentar kencing.
• Akibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat, di mana perut turun ke bawah dan tubuh Nampak memanjang. Dan pada saat itu cervix mulai terbuka lebar. Cervix yang tidak bisa terbuka akan mempersulit kelahirkan dan berbahaya.
c. Stadium pelepasan
Setelah mencapai stadium pembukaan yang diikuti adanya kontraksi rahim beserta kekejangan daging perut, kemudian janin terdorong ke luar atau lahir. Babi yang sedang melahirkan selalu dalam keadaan berbaring. Pada saat itu harus betul-betul diciptakan situasi yang tenang, supaya induk tidak terganggu.
3. Sanitasi
Sanitasi adalah penjagaan kesehatan lewat kebersihan. Kebersihan tersebut meliputi kandang dan tubuh babi itu sendiri.
a. Kandang beranak harus bersih
Keadaan kandang yang udaranya segar, hangat dan kering merupakan tempat ideal atau nyamal bagi penghidupan babi. Oleh karena itu kandang yang akan ditempati harus bersih betul-betul, memenuhi persyaratan yang bisa memberikan ketenangan bagi induk yang akan melahirkan. Keadaan kadang yang dimaksudkan ialah :
• Ventilasi sempurna.
• Ruangan cukup mendapat sinar matahari.
• Ukuran kandang cukup, dilengkapi dengan guard-rail, guna mencegah anak babi yang baru lahir mati tertindih.
• Lantai diusahakan selalu bersih, kering dan diberikan alas dari serbuk gergaji atau jerami yang dipotong pendek-pendek, sebab jerami yang panjang akan mempersulit jalanyan anak babi. Sebelum diberi alas, lantai perlu didesinfektan dengan Lysol, creolin atau bahan lainnya.
• Dilengkapi lampu, sehingga apabila sewaktu-waktu lampu tadi diperlukan siap dinyalakan.
b. Induk yang akan melahirkan harus bersih
Sebelum induk dipindahkan ke kandang beranak, mereka harus dibersihkan dahulu dengan jalan memandikkan.
Pelaksanaan :
Pada pagi hari panas babi bisa dimandikan, dengan air sabun yang hangat. Tetapi apabila hari itu mendung, babi cukup disikat dan didesinfektan dengan menggunakan insektisida powder. Bagian ambing harus betul-betul bersih dan diusahakan lekas menjadi kering. Maksud memandikan atau menyikat babi tersebut agar semua kotoran dan parasit serta bibit-bibit penyakit lainnya bisa musnah. Sehingga kemungkinan adanya infeksi dapat dikurangi. Apabila anak babi sensitive terhadap infeksi, terutama cacing dan coli.
c. Perawatan induk yang sedang melahirkan
Setalah selesai melahirkan, induk harus mendapat kesempatan untuk berisitirahat, sebab sehabis janin keluar, seluruh jalan janin terbuka sehingga ada kemungkinan rahim ikut keluar. Dan juga harus diperlihatkan keluarnya placenta, jangan sampai placenta termakan oleh induknya. Sebab hal ini bisa berakibat :
• Adanya gangguan di dalam perut dan usus pada induk.
• Induk bisa kanibalis, suka makan anaknya.
Babi induk tersebut diusahakan jangan sampai terlalu lama berbaring. Sebab babi yang terlalu lama berbaring pada saat melahirkan ataupun sesudah melahirkan akan menimbulkan babi menjadi kurang sehat, sebab kotoran serta air kencingnya basi.
•Pemindahan induk yang sudah pernah beranak
Mereka dipindahkan 2 – 3 hari sebelum melahirkan, guna memperkenalkan tempat yang baru, di mana mereka akan melahirkan.
•Pemindahan induk yang belum pernah beranak
Mereka harus dipindahkan lebih awal, yaitu 4 – 5 hari sebelum melahirkan. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menjadi bingung atau asing di tempat yang baru. Sebab kandang beranak konstruksinya berbeda dengan kandang biasa. Karena pada kandang beranak diperlukan guard-rail (penghalang).
B. Pemeliharaan induk yang sedang melahirkan
Setelah berhasil dilakukan pemeliharaan terhadap induk bunting, selanjutnya perlu ada persiapan untuk anak-anaknya, agar anak babi yang lahir itu selamat dan sehat. Dalam rangka mempersiapkan kelahiran anak babi, yang perlu mendapatkan perhatian ialah mengenai tanda-tanda babi yang akan melahirkan, proses kelahiran dan sanitasi.
1. Tanda-tanda babi yang akan melahirkan
• Perut turun ke bawah.
• Urat daging di sekitar vulva mengendor.
• Vulva membengkak, berwarna merah dan keluar lendir.
• Ambing mengeras, putting berwarna kebiruan.
• Nafsu makan menurun.
2. Proses kelahiran
Proses kelahiran biasanya berlangsung 1 – 12 jam. Apabila dalam waktu 1 – 12 jam induk belum juga selesai melahirkan, berarti ada suatu kelainan. Pada kelahiran yang normal ditandai adanya 3 stadium, yaitu :
a. Stadium persiapan
Pada minggu-minggu terakhir sebelum melahirkan timbul gejala-gejala sebagai berikut :
• Ikatan rahim mengendor, letaknya menurun
• Pada sisi tubuh mencengkung, sedang pinggangnya turun ke bawah, jaringan pengikat lebih elastis.
• Bibir vulva membesar, berwarna merah.
• Ambing menjadi tegang, puting berwarna kebiruan dan kalau puting dipijit akan keluar air susu. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan lahir. Air susu ini akan keluar kurang lebih 12 jam sebelum induk melahirkan.
• Induk mulai mengumpulkan sarang.
b. Stadiun pembukaan
Pada stadium ini rahim mulai berkontraksi (mengerut). Tentu saja hal ini tidak akan Nampak dari luar, tetapi yang bisa diamati adalah tingkah lakunya, yaitu :
• Babi Nampak gelisah, tidur berdiri dan memukul-mukulkan ekor /mengentak-entakkan kaki. Enam jam sebelum melahirkan, induk sering berbaring , dan tidak mau makan.
• Sebentar-sebentar kencing.
• Akibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat, di mana perut turun ke bawah dan tubuh Nampak memanjang. Dan pada saat itu cervix mulai terbuka lebar. Cervix yang tidak bisa terbuka akan mempersulit kelahirkan dan berbahaya.
c. Stadium pelepasan
Setelah mencapai stadium pembukaan yang diikuti adanya kontraksi rahim beserta kekejangan daging perut, kemudian janin terdorong ke luar atau lahir. Babi yang sedang melahirkan selalu dalam keadaan berbaring. Pada saat itu harus betul-betul diciptakan situasi yang tenang, supaya induk tidak terganggu.
3. Sanitasi
Sanitasi adalah penjagaan kesehatan lewat kebersihan. Kebersihan tersebut meliputi kandang dan tubuh babi itu sendiri.
a. Kandang beranak harus bersih
Keadaan kandang yang udaranya segar, hangat dan kering merupakan tempat ideal atau nyamal bagi penghidupan babi. Oleh karena itu kandang yang akan ditempati harus bersih betul-betul, memenuhi persyaratan yang bisa memberikan ketenangan bagi induk yang akan melahirkan. Keadaan kadang yang dimaksudkan ialah :
• Ventilasi sempurna.
• Ruangan cukup mendapat sinar matahari.
• Ukuran kandang cukup, dilengkapi dengan guard-rail, guna mencegah anak babi yang baru lahir mati tertindih.
• Lantai diusahakan selalu bersih, kering dan diberikan alas dari serbuk gergaji atau jerami yang dipotong pendek-pendek, sebab jerami yang panjang akan mempersulit jalanyan anak babi. Sebelum diberi alas, lantai perlu didesinfektan dengan Lysol, creolin atau bahan lainnya.
• Dilengkapi lampu, sehingga apabila sewaktu-waktu lampu tadi diperlukan siap dinyalakan.
b. Induk yang akan melahirkan harus bersih
Sebelum induk dipindahkan ke kandang beranak, mereka harus dibersihkan dahulu dengan jalan memandikkan.
Pelaksanaan :
Pada pagi hari panas babi bisa dimandikan, dengan air sabun yang hangat. Tetapi apabila hari itu mendung, babi cukup disikat dan didesinfektan dengan menggunakan insektisida powder. Bagian ambing harus betul-betul bersih dan diusahakan lekas menjadi kering. Maksud memandikan atau menyikat babi tersebut agar semua kotoran dan parasit serta bibit-bibit penyakit lainnya bisa musnah. Sehingga kemungkinan adanya infeksi dapat dikurangi. Apabila anak babi sensitive terhadap infeksi, terutama cacing dan coli.
c. Perawatan induk yang sedang melahirkan
Setalah selesai melahirkan, induk harus mendapat kesempatan untuk berisitirahat, sebab sehabis janin keluar, seluruh jalan janin terbuka sehingga ada kemungkinan rahim ikut keluar. Dan juga harus diperlihatkan keluarnya placenta, jangan sampai placenta termakan oleh induknya. Sebab hal ini bisa berakibat :
• Adanya gangguan di dalam perut dan usus pada induk.
• Induk bisa kanibalis, suka makan anaknya.
Babi induk tersebut diusahakan jangan sampai terlalu lama berbaring. Sebab babi yang terlalu lama berbaring pada saat melahirkan ataupun sesudah melahirkan akan menimbulkan babi menjadi kurang sehat, sebab kotoran serta air kencingnya basi.
2. Pemeliharaan anak babi
A. Anak babi yang baru lahir
•
Anak babi yang baru lahir harus segera dibebaskan dari selaput lendir
yang menutupi lubang mulut dan hidung, karena setelah tali pusar putus
mereka harus segera bisa bernafas lewat mulut dan hidung.
•
Tali pusar dibiarkan putus dengan sendirinya. Setelah tali pusar ini
putus barulah bisa dipotong sepanjang kurang lebih 2,5 cm dan
didesinfektan dengan yodium tinctuur 7% atau obat
merah, untuk menghindari infeksi. Sebenarnya lendir yang menutupi tubuh
itu akan menjadi kering sendirinya, demikian pula tali pusarnya pun akan
putus dengan sendirinya. Tetapi bagi peternak yang baik, membiarkan
keadaan semacam itu tanpa ada suatu pertolongan adalah kurang bijaksana.
•
Anak babi yang baru lahir diusahakan segera bisa menyusu, sebab air
susu pertama (colustrum) penuh dengan zat-zat dan antibiotic yang sangat
diperlukan bagi kehidupan anak babi yang baru lahir. Biasanya anak babi
yang kuat akan memperoleh puting yang air susunya lancar. Tetapi
sebaliknya babi yang lemah akan terdesak dan akan memperoleh putting
yang jelek, yang air susunya sedikit.
B. Pemeliharaan anak babi umur 3 – 10 hari
Anak
babi umur 3 – 10 hari mengalami masa kritis. Pada saat itu mereka
sangat sensitive dan tiada berdaya menghadapi lingkungan yang berat.
Sehubungan dengan hal tersebut maka para pertenakan harus betul-betul
memberikan perlakuan yang cermat.
Kemungkinan-kemungkingan yang biasa dihadapi ialah :
• Anak babi mudah kedinginan
Beberapa
hari sesudah lahir, anak babi keadaannya sangat berbahaya yaitu mudah
menggigil kedinginan, karena kulitnya tidak memiliki perlindungan bulu
seperti anak sapi atau domba, maupun kambing. Maka pada saat itu lampu
di dalam indukan harus dinyalakan, agar ruangan menjadi hangat dan
dengan adanya sinar lampu anak babi akan merasa senang, sebab mereka
sangat tertarik terhadap sinar lampu.
• Anak babi banyak mati tertindih
Sebab
pada saat itu mereka sangat lemah, belum lincah bergerak menghindari
kemungkinan-kemungkinan yang merugikan atau menimpa dirinya.
• Anak babi mati lemas
Sering
terjadi induk yang habis melahirkan kena infeksi agalactia atau
konstipasi. Sehingga ambing mengeras dan tidak menghasilkan susu.
Peristiwa atau kegagalan air susu induk ini bisa mengakibatkan anak babi
mati lemas. Sebab satu-satunya sumber makanan tidak dapat dipenuhi.
C. Anak babi yang kehilangan induk
Sering
terjadi induk jatuh sakit, atau mati pada waktu melahirkan. Sehingga
anak-anaknya tidak bisa diasuh lagi. Apabila ada peristiwa semacam ini
maka peternak harus segera bisa mengatasi atau memberikan pertolongan.
Mereka bisa ditolong dengan berbagai cara :
• Diberi air susu sapi
Dengan cara ini biasanya anak babi banyak tidak bisa tertolong, sebab susunan air susu sapi berbeda.
• Dititipkan atau diasuh oleh induk lain
Anak
babi bisa dititipkan kepada induk yang mempunyai anak yang umurnya
sebaya dengan anak yang akan dititipkan. Cara ini biasanya juga mendapat
kesulitan, sebab induk babi dengan mudah bisa membedakan anak sendiri
dan anak titipan, sehingga anak babi yang berasal dari luar selalu
dimusuhi.
Hal
ini bisa diatasi dengan cara, pertama anak-anak babi dari induk lain,
sebelum dimasukkan ke dalam kandang induk baru, terlebih dulu harus
dicampur dengan anak-anak sendiri dalam satu kotak, agar baunya menjadi
sama. Kedua atau dengan cara lain, anak babi dari induk lain ataupun
anaknya sendiri diberi bau-bauan yang sama, misalnya dengan memberikan
minyak tanah atau minyak kayu putih. Yang dioleskan pada sekitar
mukanya. Dengan cara demikian bisanya mereka dengan mudah bisa diterima
oleh induk baru yang akan mengasuh.
D. Pemotongan gigi
Anak babi yang baru lahir giginya sudah tumbuh sempurna, dan tajam. Namun demikian gigi tersebut belum berfungsi, bahkan merugikan induk yang sedang menyusui, ataupun sesame anak babi, karena saling menggigit. Akibat gigitan tersebut puting terluka sehingga induk merasa kurang enak karena kesakitan saat menyusui. Untuk menghindari hal tersebutm perlu adanya pemotongan gigi anak babi. Pemotongan bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti tang. Apabila lat tersebut tidak ada, bisa menggunakan gunting kecil yang tajam.
Anak babi yang baru lahir giginya sudah tumbuh sempurna, dan tajam. Namun demikian gigi tersebut belum berfungsi, bahkan merugikan induk yang sedang menyusui, ataupun sesame anak babi, karena saling menggigit. Akibat gigitan tersebut puting terluka sehingga induk merasa kurang enak karena kesakitan saat menyusui. Untuk menghindari hal tersebutm perlu adanya pemotongan gigi anak babi. Pemotongan bisa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang berbentuk seperti tang. Apabila lat tersebut tidak ada, bisa menggunakan gunting kecil yang tajam.
E. Menambah zat besi pada anak babi
Anak babi sampai dengan umur 10 hari merupakan hari-hari yang kritis, terutama terhadap penyakit kekurangan zat besi (anemia). Ada beberapa penyebab anemia yaitu :
• Karena anak babi kedinginan dan keadaan kandang lembab.
• Kekurangan mineral, khususnya zat besi, tembaga, dan colbalt.
Zat besi adalah unsur yang penting di dalam haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oxygen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi ini menyebabkan anemia. Dan hal ini sangat banyak dialami pada anak babi yang dipiara di dalam kandang terus-menerus, sedang air susu induk sendiri hanya mengandung zat besi yang jumlahnya sangat rendah. Untuk mengatasi supaya anak babi terhindar dari penyakit anemia, maka semua anak babi yang baru lahir harus ditambahkan zat besi dengan cara oral atau injeksi.
Cara-cara penambahan zat besi yang biasa dilakukan adalah :
• Diberikan capsul zat besi atau pasta yang diberi lewat mulut pada saat anak babi itu berumur 3 hari, 7 hari dan 10 hari.
• Diinjeksi dengan sulpha ferros (preparat anti anemia), atau ferdex.
• Diberi mineral tablet yang berisikan zat besi, cobalt pada waktu anak babi berumur 24 jam dan kemudian diulangi pada hari ke-7 dan ke-10.
Anak babi sampai dengan umur 10 hari merupakan hari-hari yang kritis, terutama terhadap penyakit kekurangan zat besi (anemia). Ada beberapa penyebab anemia yaitu :
• Karena anak babi kedinginan dan keadaan kandang lembab.
• Kekurangan mineral, khususnya zat besi, tembaga, dan colbalt.
Zat besi adalah unsur yang penting di dalam haemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oxygen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi ini menyebabkan anemia. Dan hal ini sangat banyak dialami pada anak babi yang dipiara di dalam kandang terus-menerus, sedang air susu induk sendiri hanya mengandung zat besi yang jumlahnya sangat rendah. Untuk mengatasi supaya anak babi terhindar dari penyakit anemia, maka semua anak babi yang baru lahir harus ditambahkan zat besi dengan cara oral atau injeksi.
Cara-cara penambahan zat besi yang biasa dilakukan adalah :
• Diberikan capsul zat besi atau pasta yang diberi lewat mulut pada saat anak babi itu berumur 3 hari, 7 hari dan 10 hari.
• Diinjeksi dengan sulpha ferros (preparat anti anemia), atau ferdex.
• Diberi mineral tablet yang berisikan zat besi, cobalt pada waktu anak babi berumur 24 jam dan kemudian diulangi pada hari ke-7 dan ke-10.
F. Pengobatan cacing
Pada umumnya babi muda mudah kena infeksi cacing bulat. Untuk menghindari infeksi tersebut, semua babi sapihan harus diberi obat cacing, sebelum mereka dipindahkan ke kandang lain.
G. Kematian anak babi dan mengurangi jumlah kematian
Jumlah kematian anak babi sebelum dipisahkan dapat mencapai 30 – 50%. Sedangkan kematian sesudah disapih 5 – 10%. Hal ini terjadi pada peternakan babi yang pemeliharaannya kurang cermat.
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi , antara lain :
1. Perhatian pemelihara terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terimpit atau terinjak induknya.
2. Perlengkapan kandang kurang, misalnya tidak ada kotak, dinding penghalang, sehingga anak babi tidur bersama induknya terimpit badan induknya.
3. Air susu kurang, tidak keluar sama sekali, atau jumlah anak yang lebih banyak dari putting induk.
4. Kekurangan zat-zat makanan, akibat ransum induk yang kurang baik.
5. Sifat buas induk (kanibalis), sehingga anaknya digigit dan dimakan induknya, induk tidak bisa mengasuh anaknya dengan baik.
Beberapa cara mengurangi jumlah kematian :
1. Di dalam praktek usaha yang biasa dilakukan ialah pada waktu induknya tidur harus dipisahkan dengan pintu penghalang, atau anak-anaknya ditaruh di dalam kotak.
2. Bila udara dingin diusahakan pemanasan, atau bagi anak babi yang sudah agak besar pada lantai tempat mereka tidur bisa diberi alas dari brambut, serbuk gergaji, jerami kering.
3. Peternak harus memperhatikan induk-induk yang mempunyai sifat kanibalis, yang kemudian mengafkirnya.
4. Member makanan yang gizinya cukup.
5. Menjaga kebersihan kandang.
3. Pemeliharaan dara umur 6 bulan ke atas
Babi-babi calon bibit yang sudah terpilih perlu pemeliharaan baik-baik. Pemeliharaan tersebut meliputi :
A. Latihan (exercise)
Agar kaki dan kukunya menjadi kuat, sehingga pada waktu babi dikawinkan tidak mengalami gangguan, maka perlu latihan di luar kandang. Latihan ini dilakukan pada saat babi-babi tersebut sudah mencapai berat 90 kg. Babi-babi yang dilepas di kandang terbuka akan berlari-lari , menyesuaikan dengan tempat yang baru dan bisa mendapatkan udara segar.
B. Pemberian makanan
Bila mungkin, mereka disediakan tempat makan individual untuk menghindarkan babi lain yang serakah makannya. Setiap ekor induk atau dara memerlukan makanan 3 kg/hari dengan ransum dara.
C. Mengawinkan babi dara
• Babi mulai baliq pada umur 5 – 6 bulan. Pada saat itu babi yang mengalami birahi sudah mau menerima pejantan.
• Tetapi perkawinan yang pertama kali baru boleh dilakukan pada saat mereka telah berumur 8 bulan atau mencapai berat 110 – 120 kg.
• Untuk mencapai konsepsi (pembuatan) yang tinggi hendaknya babi itu dikawinkan 2 kali selama mereka sedang birahi.
• Babi yang habis dikawinkan hendaknya ditempatkan terpisah dari babi-babi yang lain, selama 2 hari. Mereka diberikan makanan yang baik dan ditempatkan di lingkungan yang tenang.
Selama babi itu birahi, pada ovariumnya diproduksi 18 – 20 buah telur yang bisa dibuahi. Telur yang sudah dibuahi akan melekat pada dinding uterus dan berkembang menjadi foetus. Suatu hal yang merugikan babi dara yang baru saja mengalami stress akibat ketakutan, pukulan, gangguan babi lain, pindah kandang terus menerus. Akibat stress tersebut telur-telur yang sudah dibuahi akan diabsorpsi kembali ke dalam darah induk.
Peristiwa semacam inilah yang akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam kebuntingan. Itulah sebabnya babi yang habis dikawinkan harus terpisah dengan yang lain dan mendapatkan tempat yang tenang.
D. Cara mengawinkan
Perkawinan babi biasanya berlangsung selama 10 – 15 menit. Babi induk yang akan dikawinkan dimasukkan ke dalam kandang pejantan. Jika babi pejantan terlampau besar, babi betina bisa ditempatkan pada tempat perkawinan khusus seperti terlihat pada gambar, di mana kedua kaki depan pejantan bisa tertahan pada sangkar yang sudah dipersiapkan.
E. Cara menguasai dan menangkap babi
Ada berbagai cara untuk melakukan penangkapan dan pengekangan babi. Hal ini sangat berbeda-beda tergantung kepada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan. Babi-babi kecil tentu saja akan mudah ditangkap daripada babi-babi yang besar.
- Cara penangkapan anak babi
Cara-cara yang biasanya dilakukan untuk menangkap anak babi ialah cukup dengan memegang salah satu kaki belakang yang diangkat ke atas dan babi menghadap kelantai.
- Cara penangkapan babi muda
Cara-cara yang biasa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang beratnya sekitar 50 kg, ialah dengan memegang babi yang bersangkutan pada bahu belakang dengan kedua tangan.
- Cara penangkapan babi besar
Untuk menangkap babi-babi yang besar, misalnya untuk diijeksi. Pergunakanlah seutas tali dari plastic atau bambu yang diikatkan pada rahang atas. Dengan cara tersebut maka babi akan mudah dikuasai.
F. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain
Babi-babi dewasa biasa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pemidahan ini dengan mudah dulakukan asal digunakan suatu teknik yang betul.
Cara pemindahan babi yang mudah ialah dengan mempergunakan perlengkapan khusus, misalnya sebuah papan dan tongkat. Papan ini bisa diganti dengan bahan-bahan lain seperti triplek, karton atau bahan lain yang berukuran 70 x 70 cm, yang dilengkapi pegagangan. Papan tersebut fberfungsi sebagai dinding penghalang yang bisa dipergunakan untuk menghalangi salah satu pandangan samping apabila babi hendak membelok. Sedangkan tongkat yang berukuran kurang lebih 1 m dimaksudkan untuk menguasai babi yang tidak mau jalan atau mogok.
G. Penimbangan babi muda
Penimbangan babi dilakukan secara rutin adalah merupakan salah satu program penting dalam management usah ternak babi. Sebab dengan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, baik penambahan berat ataupun konversi terhadap makanan dengan mudah bisa diketahui.
Penimbangan yang baik ialah penimbangan yang dilakukan secara periodic, seminggu atau sebulan sekali, dan dilaksanakan pada saat perut babi itu sedang kosong. Pada umumnya penimbangan itu dilakukan pada pagi hari sesudah babi dimandikan dan sehabis kandang dibersihkan.
Untuk mempermudah teknik penimbangan ini, tentu saja pada setiap individu harus ada tanda pengenal, misalnya telinga dikerat.
Dengan sistem ini, hasil penimbangan babi tersebut, baik secara individual ataupun kelompok yang ada di dalam kandang dengan mungdah bisa dilakukan pencatatan (recording) secara saksama.
4. Pemeliharaan pejantan
Walaupun babi jantan pada umumnya umur 5 – 6 bulan telah masak sexual, akan tetapi tindaklah bijaksana apabila pada umur tersebut terus dipergunakan sebagai pemacek.
a. Sebagai pedoman, pejantan itu baru bisa dipakai sebagai pemacek apabila mereka telah berumur ± 8 bulan dan mencapai berat 100 kg. Pada saat itu pejantan bisa dipakai sekali seminggu. Sampai dengan umur 12 – 15 bulan, pemakaian pejantan itu harus dibatasi.
b. Babi pejantan yang sudah masak, dapat mencukupi sampai 40 ekor betina/bulan. Akan tetapi bila peternak memiliki 40 ekor induk, disarankan memiliki 12 ekor pejantan, guna menghindari kemungkinan bila ada pejantan yang sakit dan karena alasan lain pejantan itu tidak bisa dipergunakan lagi. Di samping itu kadang-kadang sering dialami adanya 2 – 3 ekor betina birahi bersama dalam waktu satu hari.
c. Pejantan harus dikandangkan di tempat yang kuat dan luas, aga mereka bisa mengadakan latihan. Dan setiap hari pejantan itu sedapat mungkin harus diusahakan agar ia bisa melihat beberapa ekor betina.
d. Pejantan harus selalu diberikan makanan yang baik dan cukup, agar tetap sehat dan kuat.
e. Untuk menghindarkan agar pejantan tidak menjadi gemuk dan subur, maka ia harus diberi kesempatan berlatih.
sumber : http://budidayaternak.comxa.com
Pada umumnya babi muda mudah kena infeksi cacing bulat. Untuk menghindari infeksi tersebut, semua babi sapihan harus diberi obat cacing, sebelum mereka dipindahkan ke kandang lain.
G. Kematian anak babi dan mengurangi jumlah kematian
Jumlah kematian anak babi sebelum dipisahkan dapat mencapai 30 – 50%. Sedangkan kematian sesudah disapih 5 – 10%. Hal ini terjadi pada peternakan babi yang pemeliharaannya kurang cermat.
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian anak babi , antara lain :
1. Perhatian pemelihara terhadap babi yang melahirkan kurang, sehingga anak babi mati terimpit atau terinjak induknya.
2. Perlengkapan kandang kurang, misalnya tidak ada kotak, dinding penghalang, sehingga anak babi tidur bersama induknya terimpit badan induknya.
3. Air susu kurang, tidak keluar sama sekali, atau jumlah anak yang lebih banyak dari putting induk.
4. Kekurangan zat-zat makanan, akibat ransum induk yang kurang baik.
5. Sifat buas induk (kanibalis), sehingga anaknya digigit dan dimakan induknya, induk tidak bisa mengasuh anaknya dengan baik.
Beberapa cara mengurangi jumlah kematian :
1. Di dalam praktek usaha yang biasa dilakukan ialah pada waktu induknya tidur harus dipisahkan dengan pintu penghalang, atau anak-anaknya ditaruh di dalam kotak.
2. Bila udara dingin diusahakan pemanasan, atau bagi anak babi yang sudah agak besar pada lantai tempat mereka tidur bisa diberi alas dari brambut, serbuk gergaji, jerami kering.
3. Peternak harus memperhatikan induk-induk yang mempunyai sifat kanibalis, yang kemudian mengafkirnya.
4. Member makanan yang gizinya cukup.
5. Menjaga kebersihan kandang.
3. Pemeliharaan dara umur 6 bulan ke atas
Babi-babi calon bibit yang sudah terpilih perlu pemeliharaan baik-baik. Pemeliharaan tersebut meliputi :
A. Latihan (exercise)
Agar kaki dan kukunya menjadi kuat, sehingga pada waktu babi dikawinkan tidak mengalami gangguan, maka perlu latihan di luar kandang. Latihan ini dilakukan pada saat babi-babi tersebut sudah mencapai berat 90 kg. Babi-babi yang dilepas di kandang terbuka akan berlari-lari , menyesuaikan dengan tempat yang baru dan bisa mendapatkan udara segar.
B. Pemberian makanan
Bila mungkin, mereka disediakan tempat makan individual untuk menghindarkan babi lain yang serakah makannya. Setiap ekor induk atau dara memerlukan makanan 3 kg/hari dengan ransum dara.
C. Mengawinkan babi dara
• Babi mulai baliq pada umur 5 – 6 bulan. Pada saat itu babi yang mengalami birahi sudah mau menerima pejantan.
• Tetapi perkawinan yang pertama kali baru boleh dilakukan pada saat mereka telah berumur 8 bulan atau mencapai berat 110 – 120 kg.
• Untuk mencapai konsepsi (pembuatan) yang tinggi hendaknya babi itu dikawinkan 2 kali selama mereka sedang birahi.
• Babi yang habis dikawinkan hendaknya ditempatkan terpisah dari babi-babi yang lain, selama 2 hari. Mereka diberikan makanan yang baik dan ditempatkan di lingkungan yang tenang.
Selama babi itu birahi, pada ovariumnya diproduksi 18 – 20 buah telur yang bisa dibuahi. Telur yang sudah dibuahi akan melekat pada dinding uterus dan berkembang menjadi foetus. Suatu hal yang merugikan babi dara yang baru saja mengalami stress akibat ketakutan, pukulan, gangguan babi lain, pindah kandang terus menerus. Akibat stress tersebut telur-telur yang sudah dibuahi akan diabsorpsi kembali ke dalam darah induk.
Peristiwa semacam inilah yang akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam kebuntingan. Itulah sebabnya babi yang habis dikawinkan harus terpisah dengan yang lain dan mendapatkan tempat yang tenang.
D. Cara mengawinkan
Perkawinan babi biasanya berlangsung selama 10 – 15 menit. Babi induk yang akan dikawinkan dimasukkan ke dalam kandang pejantan. Jika babi pejantan terlampau besar, babi betina bisa ditempatkan pada tempat perkawinan khusus seperti terlihat pada gambar, di mana kedua kaki depan pejantan bisa tertahan pada sangkar yang sudah dipersiapkan.
E. Cara menguasai dan menangkap babi
Ada berbagai cara untuk melakukan penangkapan dan pengekangan babi. Hal ini sangat berbeda-beda tergantung kepada besar atau kecilnya babi yang bersangkutan. Babi-babi kecil tentu saja akan mudah ditangkap daripada babi-babi yang besar.
- Cara penangkapan anak babi
Cara-cara yang biasanya dilakukan untuk menangkap anak babi ialah cukup dengan memegang salah satu kaki belakang yang diangkat ke atas dan babi menghadap kelantai.
- Cara penangkapan babi muda
Cara-cara yang biasa dilakukan untuk menangkap babi yang lebih besar, yang beratnya sekitar 50 kg, ialah dengan memegang babi yang bersangkutan pada bahu belakang dengan kedua tangan.
- Cara penangkapan babi besar
Untuk menangkap babi-babi yang besar, misalnya untuk diijeksi. Pergunakanlah seutas tali dari plastic atau bambu yang diikatkan pada rahang atas. Dengan cara tersebut maka babi akan mudah dikuasai.
F. Menguasai babi untuk dipindahkan ke tempat lain
Babi-babi dewasa biasa dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pemidahan ini dengan mudah dulakukan asal digunakan suatu teknik yang betul.
Cara pemindahan babi yang mudah ialah dengan mempergunakan perlengkapan khusus, misalnya sebuah papan dan tongkat. Papan ini bisa diganti dengan bahan-bahan lain seperti triplek, karton atau bahan lain yang berukuran 70 x 70 cm, yang dilengkapi pegagangan. Papan tersebut fberfungsi sebagai dinding penghalang yang bisa dipergunakan untuk menghalangi salah satu pandangan samping apabila babi hendak membelok. Sedangkan tongkat yang berukuran kurang lebih 1 m dimaksudkan untuk menguasai babi yang tidak mau jalan atau mogok.
G. Penimbangan babi muda
Penimbangan babi dilakukan secara rutin adalah merupakan salah satu program penting dalam management usah ternak babi. Sebab dengan hasil penimbangan yang dilakukan secara rutin, baik penambahan berat ataupun konversi terhadap makanan dengan mudah bisa diketahui.
Penimbangan yang baik ialah penimbangan yang dilakukan secara periodic, seminggu atau sebulan sekali, dan dilaksanakan pada saat perut babi itu sedang kosong. Pada umumnya penimbangan itu dilakukan pada pagi hari sesudah babi dimandikan dan sehabis kandang dibersihkan.
Untuk mempermudah teknik penimbangan ini, tentu saja pada setiap individu harus ada tanda pengenal, misalnya telinga dikerat.
Dengan sistem ini, hasil penimbangan babi tersebut, baik secara individual ataupun kelompok yang ada di dalam kandang dengan mungdah bisa dilakukan pencatatan (recording) secara saksama.
4. Pemeliharaan pejantan
Walaupun babi jantan pada umumnya umur 5 – 6 bulan telah masak sexual, akan tetapi tindaklah bijaksana apabila pada umur tersebut terus dipergunakan sebagai pemacek.
a. Sebagai pedoman, pejantan itu baru bisa dipakai sebagai pemacek apabila mereka telah berumur ± 8 bulan dan mencapai berat 100 kg. Pada saat itu pejantan bisa dipakai sekali seminggu. Sampai dengan umur 12 – 15 bulan, pemakaian pejantan itu harus dibatasi.
b. Babi pejantan yang sudah masak, dapat mencukupi sampai 40 ekor betina/bulan. Akan tetapi bila peternak memiliki 40 ekor induk, disarankan memiliki 12 ekor pejantan, guna menghindari kemungkinan bila ada pejantan yang sakit dan karena alasan lain pejantan itu tidak bisa dipergunakan lagi. Di samping itu kadang-kadang sering dialami adanya 2 – 3 ekor betina birahi bersama dalam waktu satu hari.
c. Pejantan harus dikandangkan di tempat yang kuat dan luas, aga mereka bisa mengadakan latihan. Dan setiap hari pejantan itu sedapat mungkin harus diusahakan agar ia bisa melihat beberapa ekor betina.
d. Pejantan harus selalu diberikan makanan yang baik dan cukup, agar tetap sehat dan kuat.
e. Untuk menghindarkan agar pejantan tidak menjadi gemuk dan subur, maka ia harus diberi kesempatan berlatih.
sumber : http://budidayaternak.comxa.com